Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Molaritas dan Molalitas


Dalam dunia kimia, konsentrasi larutan merupakan salah satu konsep penting yang digunakan untuk mengukur jumlah zat terlarut dalam suatu pelarut. Dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan konsentrasi larutan adalah molaritas dan molalitas. Meskipun keduanya berhubungan dengan perbandingan zat terlarut dan pelarut, molaritas dan molalitas memiliki perbedaan mendasar dalam cara perhitungan dan penggunaannya. Artikel ini akan membahas perbedaan molaritas dan molalitas serta pentingnya pemahaman tentang keduanya dalam kimia.

Definisi Molaritas dan Molalitas

1. Molaritas

Molaritas (disingkat dengan simbol M) adalah pengukuran konsentrasi larutan yang didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terkandung dalam satu liter (L) larutan. Molaritas dinyatakan dalam mol/L atau mol dm^-3. 

Contoh pengukuran molaritas adalah sebagai berikut: jika sebuah larutan mengandung 0,5 mol natrium klorida (NaCl) dalam 1 liter larutan, maka molaritasnya adalah 0,5 mol/L atau 0,5 mol dm^-3.

2. Molalitas

Molalitas (disingkat dengan simbol m) adalah ukuran konsentrasi larutan yang didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terkandung dalam satu kilogram (kg) pelarut. Molalitas dinyatakan dalam mol/kg.

Sebagai contoh, jika suatu larutan mengandung 0,5 mol natrium klorida (NaCl) dalam 1 kg air (pelarut), maka molalitasnya adalah 0,5 mol/kg.

Perbedaan Molaritas dan Molalitas

1. Basis Perhitungan

Perbedaan utama antara molaritas dan molalitas adalah pada dasar perhitungannya. Molaritas menggunakan volume larutan (dalam liter) sebagai dasar perhitungannya, sedangkan molalitas menggunakan massa pelarut (dalam kilogram) sebagai dasar perhitungannya.

2. Pengaruh Suhu

Kedua metode perhitungan ini memiliki perbedaan dalam pengaruh suhu. Molaritas cenderung berubah dengan perubahan suhu karena volume larutan dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu. Ketika suhu naik, volume larutan biasanya juga akan mengalami perubahan, sehingga akan mempengaruhi nilai molaritasnya. Sedangkan, molalitas tidak terpengaruh oleh perubahan suhu karena menggunakan massa pelarut yang tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu.

3. Penggunaan dalam Praktik

Molaritas umumnya lebih sering digunakan dalam praktik laboratorium karena lebih mudah diukur dan dihitung dengan menggunakan alat ukur volume yang umum, seperti buret atau gelas ukur. Penggunaan molaritas lebih nyaman karena banyak reaksi kimia yang dijelaskan berdasarkan volume larutan yang digunakan.

Sementara itu, molalitas lebih berguna dalam beberapa situasi khusus, terutama ketika suhu berubah secara signifikan dan diperlukan konsentrasi yang konsisten. Misalnya, ketika bekerja dengan pelarut yang sensitif terhadap perubahan suhu, seperti dalam industri pembekuan, molalitas lebih tepat digunakan untuk memastikan konsentrasi tetap konstan terlepas dari fluktuasi suhu.

4. Persentase Konsentrasi

Perbedaan lain antara molaritas dan molalitas adalah dalam cara mereka menggambarkan persentase konsentrasi. Molaritas menggambarkan persentase konsentrasi berdasarkan volume larutan, sedangkan molalitas menggambarkan persentase konsentrasi berdasarkan massa pelarut.

Persentase konsentrasi molaritas dinyatakan dalam bentuk "persen berat per volume" atau "% w/v," yang mengacu pada gram zat terlarut per 100 ml larutan. Persentase konsentrasi molalitas, di sisi lain, dinyatakan dalam bentuk "persen berat per massa" atau "% w/w," yang mengacu pada gram zat terlarut per 100 gram pelarut.

5. Pemilihan Metode yang Tepat

Pemilihan antara molaritas dan molalitas tergantung pada tujuan pengukuran dan sifat khusus larutan yang sedang dipelajari. Jika kita tertarik untuk mengetahui seberapa banyak zat terlarut yang terkandung dalam suatu volume larutan dan tidak ada perubahan suhu yang signifikan selama percobaan, maka molaritas adalah pilihan yang tepat. Namun, jika perubahan suhu harus dipertimbangkan atau jika konsentrasi harus konsisten dalam berbagai suhu, maka molalitas menjadi pilihan yang lebih cocok.

Kesimpulan

Dalam kimia, molaritas dan molalitas adalah dua cara yang umum digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan. Molaritas dihitung berdasarkan volume larutan, sementara molalitas dihitung berdasarkan massa pelarut. Perbedaan ini membuat keduanya memiliki penggunaan dan relevansi yang berbeda tergantung pada situasi dan kebutuhan percobaan.

Pemahaman tentang perbedaan molaritas dan molalitas menjadi penting bagi ilmuwan dan praktisi kimia karena mempengaruhi interpretasi hasil percobaan dan penerapannya dalam industri atau penelitian. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat menggunakan metode konsentrasi yang tepat dan menghindari kesalahan dalam menghitung dan menggambarkan konsentrasi larutan.